![]() |
Foto petugas Dalam Penggecekan |
MATARAM,Media
Buser Bima - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memastikan stok bahan pokok aman sepanjang tahun ini,untuk
kebutuhan masyarakat se NTB agar masyarakat tidak panik selama COVID -19 .
"Satgas
telah melakukan operasi pasar. Kita ingin pastikan stok bahan pokok stabil dan
tidak ada penimbunan. Ini juga untuk mendukung kebijakan Gubernur dalam
memimpin gugus tugas Covid19," kata, Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan NTB,
Drs. H. Faturrahman, M.Si, Selasa (31/03/2020 ).
Sebelumnya
pemerintah provinsi telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) pangan, guna
memastikan tidak ada spekulan harga dan menjamin harga harga bahan pokok
dipasaran stabil. Satgas melibatkan Subdit ekonomi Direktorat Kriminal Khusus
(Krimsus) Polda NTB.
Faturahman
menegaskan untuk menjamin stabilitas stok sembako pihaknya mengawali
pemeriksaan di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Devisi Regional
(Subdivre) NTB. Bulog menegaskan stok beras, gula dan minyak goreng aman.
"Beras
kita ada 41 ribu ton dan gabah kering ada 11 ton. Kebutuhan konsumsi kita di
NTB capai 6000 ton per hari dengan alokasi pasokan masuk hingga 100 ton
perhari. Kita sangat aman," kata Kasubdivre Bulog NTB, Supriyanto,
melaporkan kepada Satgas.
Selanjutnya,
Supriyanto mengatakan, hanya Gula stoknya menipis alias kosong, namun akan
disuplay kembali bulan depan sebanyak 1000 ton. Begitu juga minyak goreng masih
aman. Bulog bahkan mengeluarkan 100 liter perhari untuk menstabilkan harga.
Sementara
itu tim satgas mendatangi sejumlah distributor besar di Kota Mataram
diantaranya tokoh Ruby. Disana, dilaporkan hanya harga gula yang mengalami
kenaikan dari harga bandrol sebelumnya Rp 16,700 perkilogram menjadi Rp 17,300
perkilogram.
Kenaikan
harga ini disebabkan keterlambatan pasokan dan terhentinya produksi gula karena
berkurangnya pasokan dari distributor yang awalnya lima sampai enam ton kini
hanya tiga ton saja.
"Kalau
sebelumnya HET Gula Rp 12,500 per kilogram. Artinya ada kenaikan sampai Rp
5,800 perkilogram," jelas, Faturrahman.
Tak hanya
Ruby, Satgas juga mendatangi sejumlah distributor gula lainnya, termasuk
distributor telur. Dari hasil survey, Satgas menemukan stok telur di salah satu
distributor besar seperti UD.Shinta masih aman. Ditempat ini stok telur ada
80.000 butir. Sementara kebutuhan konsumsi kita berkisar 50,000 sampai Rp
60,000 butir dalam dua tiga hari.
"Di UD
ini, stok masuk ada sampai 100,000 butir dalam dua tiga hari, jadi logikanya
masih sangat aman," terangnya.
Pemprov NTB
kini terus memfokuskan pengendalian stabilitas pasar dan distribusi bahan
makanan pokok selama tanggap darurat non alam ini di berlakukan. Mewabahnya
Covid19 membuat pemerintah bekerja ekstra keras.
Direktur
Krimsus Polda NTB, Kombes, IG. Ekawana,
S.I.K menegaskan, pihaknya telah menerjunkan penyidik tindak pidana khusus
untuk menindak tegas para pelaku spekulan batang makanan pokok termasuk pelaku
penimbun alat alat kesehatan seperti Masker dan lainnya.
Langkah ini
diambil untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menanggulangi dampak wabah
Covid19 secara terpadu,”tutupnya
Bang Buser
BB 01