Foto Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han. |
Mataram,Media Buser Bima - Korem 162/WB menggelar kegiatan Pembinaan
Komunikasi Sosial (Binkomsos) Dalam Rangka mencegah dan menangkal Radikalisme
dan Separatisme bertempat di Gedung Sudirman Korem 162/WB Jalan Lingkar Selatan
Kota Mataram, Kamis (25/6).
Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH.
M.Han., saat membuka acara tersebut dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan
itu bertujuan untuk mewujudkan kesadaran tentang arti pentingnya pemahaman
terhadap bahaya radikalisme dan sparatisme bagi segenap komponen bangsa agar
terbentuknya komponen bangsa yang berkepribadian dan berjiwa Bhineka Tunggal
Ika, guna mendukung ketahanan wilayah yang kuat dalam rangka tetap tegak dan
utuhnya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Danrem menjelaskan, Radikalisme adalah konsep atau sikap
jiwa dalam mengusung perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
memutar balikkan nilai-nilai yang ada secara drastis Iewat kekerasan (violence)
dan aksi-aksi yang ekstrem. Sementara separatisme sendiri adalah suatu gerakan
untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan diri dari wilayah suatu negara yang
muncul karena alasan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah, kondisi
politik, ekonomi, sosial, budaya maupun yang lain.
“Jaman sekarang radikalisme lebih mengarah kepada paham atau
aliran yang menginginkan pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan,
ciri-cirinya bisa kita ketahui seperti sikap intoleran, fanatik, eksklusif dan
revolusioner,” ungkap Danrem.
“Akhir-akhir ini di Indonesia banyak muncul gerakan-gerakan
yang terindikasi paham radikal dan separatisme, jika tidak dicermati dan
diantisipasi secara dini maka bisa menjadi ancaman potensial bagi kondusifitas
dan stabilitas NKRI,” pungkasnya.
Menurutnya, maraknya berbagai persoalan yang berkaitan
dengan perkembangan radikalisme dan separatisme di Indonesia bukan hanya
sebagai tanggung jawab pemerintah atau aparat pemerintah saja, namun menjadi
tanggung jawab seluruh komponen bangsa, kita semua harus peduli guna mengantisipasi
timbul dan berkembangnya faham radikalisme dan separatisme.
“Peran seluruh elemen masyarakat, aparat pemerintah,
tokoh agama dan para pemuka
masyarakat sangat penting untuk bersama-sama sebagai tanggung jawab moral dalam
konteks ini,” tutur Danrem.
Selain itu, Jenderal bintang satu ini juga menyampaikan
beberapa langkah dan strategi kontra radikalisasi untuk menghadapi radikalisme
dan separatisme mulai dari upaya penanaman nilai-nilai ke-Indonesiaan atau
wawasan kebangsaan serta nilai-nilai non-kekerasan melalui pendidikan baik
formal maupun non formal, membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran
dan kehendak untuk bersatu melalui pendidikan, pembinaan dan sosialisasi
kemasyarakatan, memperkuat pendidikan
dan pembinaan karakter kebangsaan dengan menanamkan pemahaman yang mendalam
mengenai Empat Pilar Kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka
Tunggal Ika kepada seluruh komponen bangsa serta memberikan pemahaman agama
yang damai dan toleran, sehingga masyarakat tidak mudah terjebak dalam arus
paham radikal.
Mengingat pentingnya kegiatan tersebut, alumni Akmil 1993
tersebut di akhir sambutannya berharap kepada seluruh peserta yang hadir agar
benar-benar memanfaatkan forum komunikasi sosial tersebut untuk
bersilaturrahim, berdialog dan menyimak materi dari nara sumber dalam rangka
mencegah, menangkal dan membatasi ruang gerak radikalisme dan separatisme.
“Apabila sinergi dan komitmen yang kuat bisa terjalin dengan
baik, Insya Allah pembangunan nasional khususnya pembangunan daerah yang
berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat baik yang berada di daerah
pedesaan, kawasan tertinggal maupun daerah-daerah yang terisolir di Nusantara
dapat tercapai,” tutupnya.
Adapun peserta yang hadir mengikuti kegiatan tersebut
terdiri dari perwakilan TNI, Polri, ASN, Toga, Tomas, Toda, Mahasiswa dan
Pelajar.
Bang Buser BB 01